Laman

LAILATUL QADAR (Tanda-Tanda Seorang Mendapatkan Lailatul Qadar)

loading...
Kisi2islami.blogspot.com - Apa ada tanda seorang telah mendapatkan malam Lailatul Gadar ?, Bagaimana ia tahu kalau ia mendapatkan malam Lailatul Qadar ?
Carilah malam Lailatul Gadar
 Kita diperintakan untuk mencari malam Lailatul Qadar, Dari 'Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah malam Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan" (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169).

Terjadinya Lailatul Qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan dari malam-malam genap.

Dari 'Aisyah RH pula, Rasulullah SAW bersabda
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar di malam-malam ganjil disepuluh malam terakhir bulan ramadhan" (HR, Bukhari no. 2017)

Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, Maka yang dicari adalah malam ke; 21, 23, 25. 27 dan 29. Namun bisa jadi pula Lailatul Qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan
لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى
"Bisa jadi Lailatul Qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula limahari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa" (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, Jika Ramadhan ternyata 30 hari, maka malam yang ketigapuluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke 22 maka sembilan hari yang tersisa. Malam ke 24 maka tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi SAW tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.

Tanda malam Lailatul Qadar
 1. Keadaan matahari dipagi hari, Terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar kesegala penjuru
Dari Ubay bin Ka'ab RA, ia berkata:
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
"Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam keduapuluh tujuh (Dari bulan RAmadhan), Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar kesegala penjuru" (HR. Muslim No. 762)

 2. Keadaan malam tidak panas, Tidak juga dingin, matahari dipagiharinya tidak begitu cerah nampak kemerah-merahan
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, Pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan" (HR. Ath thoyalisi dan AL-Baihaqi dalam syu'abul imam, lihat Jaami'ul Ahadits 18;361. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami' no.5475)

Namun tanda tersebut tidak perlu dicari-cari

Ibnu Hajar Al-Asqalani RH berkata
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
"Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda Lailatul Qadar. Namun itusemua tidak nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu" (Fath Al-Bari, 4: 260)

Nabi SAW pun tidak mencari-cari tanda, Yang dilakukan oleh Rasulullah SAW memperbyak ibadah saja di akhir-akhir Ramadhan,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari 'Aisyah RA, berkata; "Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (Dengan meninggalkan istri-istrinya), Menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah" (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Tanda seseorang mendapatkan Malam Lailatul Qadar 
Syaikh Khalid Al-Mushlih hafizhahullah mengatakan bahwa tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar. Terang beliau, Kalau kita memperbayak berbadah terus menerus disepuluh hari terakhir Ramadhan, Tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut.

yang putut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa dengan mengerjakan shalat isya', sholat tarawih (Shalta malam) dan shalat subuh,
Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk.

Dari 'Utsman bin 'Affan RH, Nabi SAW bersabda;
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
"Siapa yang menghadiri shalat isya' berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam, siapa yang mengerjakan shalat isya' dan subuh berjemaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh" (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221)

Dari Abu Dzar RA, Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
"Sesungguhnya jika seorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia akan dihitung mendapatkan pahala shalat disisa malamnya" (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat muslim)

Semuga ALLAH memudahkan kita untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Perlu sekali untuk dikaji lebih jauh tentang:

loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar