Laman

BERSETUBUH (Panduan Posisi Hubungan Intim Suami Istri Menurut Islam)

loading...
Kisi2islami.blogspot.com - Dalam Islam, suami dan istri boleh melakukan berbagai gaya/posisi ketika berhubungan intim asalkan menuju ke “tempat” yang benar. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 223 yang berbunyi:

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ
“Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki” (QS. Al Baqarah : 223)

Pernah suatu ketika Umar bin Khattab khawatir dan mengadu kepada Rasulullah. Umar bin Khattab mengadu bahwa ia baru saja berjimak dengan istrinya dengan posisi dari belakang. Saat itu Rasulullah hanya diam sampai Allah SWT menurunkan Surat Al-Baqarah ayat 223 tersebut.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada ayat tersebut diperbolehkan menyetubuhi istri dari arah depan maupun belakang, dengan posisi telungkup atau menindih. Tidak diperbolehkan menyetubuhi istri melalui dubur karena bukan merupakan lokasi untuk bercocok tanam.


Posisi Hubungan Intim Suami Istri Menurut Islam yang Terbaik
Lalu bagaimana posisi hubungan suami istri menurut Islam yang terbaik?

Dalam Zaadul Ma’ad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan bahwa posisi terbaik adalah suami berada di atas istri.

Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, posisi tersebut menunjukkan kepemimpinan suami terhadap istrinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 34 yang berbunyi
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa’ : 34)

dan juga dalam Surat Al-Baqarah ayat 187
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka” (QS. Al Baqarah : 187)
Berapa Kali Berhubungan Intim yang Dianjurkan menurut Islam?
Dalam Islam, tidak diberikan batas berapa kali dalam seminggu sepasang suami istri untuk melakukan hubungan intim. Jadi, dalam perkara ini seseorang dapat melakukannya berapa kalipun sesuai dengna keadaan dan kemapuannya.

Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah dalam Al Mughni (7: 30),

“Hubungan seks wajib dilakukan oleh suami, yaitu ia punya kewajiban menyetubuhi istrinya selama tidak ada udzur. Demikian dikatakan oleh Imam Malik.”

Terdapat juga hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatinya,

“Wahai Abdullah, benarkan aku dapat kabar darimu bahwa engkau terus-terusan puasa dan juga shalat malam?” Abdullah bin Amr bin Al Ash menjawab, “Iya betul wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jangan lakukan seperti itu. Engkau boleh berpuasa, namun ada waktu tidak berpuasa. Engkau boleh shalat malam, namun ada waktu untuk istirahat tidur. Ingat, badanmu punya hak, matamu punya hak, istrimu juga punya hak yang mesti engkau tunaikan. Begitu pula tenggorokanmu pun memiliki hak.” (HR. Bukhari no. 1975).

Ibnu Hajar juga mengatakan,

 “Para ulama berselisih pendapat bolehkah suami meninggalkan menyetubuhi istrinya. Imam Malik berpandangan, “Jika tidak darurat melakukannya, suami bisa dipaksa berhubungan seks atau mereka berdua harus pisah.” Imam Ahmad juga berpendapat seperti itu. Sedangkan yang masyhur dari kalangan ulama Syafi’iyah, ia tidak wajib berhubungan intim. Ada pula yang berpandangan bahwa wajibnya sekali. Sebagian ulama salaf berpendapat, setiap empat malam, harus ada hubungan seks. Ulama lainnya berpandangan, setiap kali suci dari haidh, sekali hubungan seks.” (Idem)

Apabila suami melakukan perjalanan atau berpergian dengan tujuan yang disyari’atkan atau dengan alasan lainnya yang diperbolehkan, maka hendaknya ia tidak meninggalkan istrinya terlalu lama.


Adab dalam Melakukan Hubungan Suami Istri dalam Islam
Hubungan suami istri dalam Islam memiliki aspek estetika dan etika yang tujuannya untuk memberikan kepuasan raga serta kenikmatan jiwa. Ini dia adab dalam melakukan hubungan suami istri dalam Islam.
1. Melakukan Foreplay
Seorang suami hendaknya memulai hubungan suami istri dengan bersenda gurau, memeluk dan mencium istrinya. Terdapat hadits yang menjelaskan bahwa terdapat pahala yang besar untuk suami yang menggauli istrinya dengan baik

” Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat , Apabila merangkul , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 10 kebaikan melebur 10 kejelekan dan mengangkat 10 derajat , Apabila menciumnya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 20 kebaikan , melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 drajat , Apabila senggama dengannya , maka lebih baik daripada dunia dan isi-isinya “

Foreplay atau bisa disebut pemanasan bertujuan untuk menciptakan sebuah komunikasi positif antara suami istri. Dengan adanya pemanasan yang cukup dan benar, maka hubungan suami istri akan menjadi lebih menyenangkan dan memuaskan.
2. Berhias Diri
Para suami hendaknya membersihkan mulutnya agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Mulut yang wangi akan membuat istri semaki cinta. Begitu juga para istri diwajibkan untuk berhias mempercantik diri dan menggunakan parfum saat akan bertemu suaminya.

Nabi Muhammad SAW bersabda

” Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yg harum baunya dan sedap masakannya “
3. Tidak Telanjang Bulat
Dalam melakukan hubungan suami istri hendaknya tidak telanjang bulat. Nabi Muhammad SAW bersabda

“Apabila kalian melakukan senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang seperti telanjangnya himar.”


4. Melakukan Shalat Sunnah 2 Rakaat Sebelumnya
Dianjurkan untuk melakukan shalat sunnah 2 rakaat sebelum melakukan hubungan suami istri supaya mendapatkan rahmat Allah SWT dan terhindar dari godaan setan.
5. Melakukan Doa Sebelumnya
Selain melakukan shalat sunnah 2 rakaat, pasangan suami istri juga diharapkan untuk membaca doa supaya dijauhkan dari syetan. Bacaannya adalah sebagai berikut
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنِى الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNIS SYAITHAN WA JANNIBIS SYAITHAN MA RAZAQTANA
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Engkau rizkikan kepada kami (anak, keturunan).
6. Tidak Berhubungan Saat Istri sedang Haid
Dalam Islam, tidak diperbolehkan melakukan hubungan suami istri di saat istri sedang haid walaupun beberapa dokter mengatakan bahwa melakukan hubungan saat sedang haid.

Diutamakan untuk memperhatikan aspek estetika serta etika saat berhubungan suami istri dengan tidak melupakan aspek indrawi yakni posisi dalam berhubungan serta teknik lainnya.

Hubungan sepasang suami istri yang benar merupakan suatu ibadah yang akan mendapatkan pahal dari Allah SWT sedangkan hubungan intim yang tidak benar akan mendapatkan dosa.

Itulah tadi posisi hubungan suami istri menurut Islam yang benar serta adab-adab dalam melakukannya. Semoga bermanfaat untuk Anda.

loading...

1 komentar: