Laman

SABAR (Makna & Hakikat Sabar)

loading...
Kisi2islami.blogspot.com - Bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air telah banyak memakan kerugian tak hanya materi, tetapi juga korban jiwa. Ragam cobaan itu menuntut sikap arif dan kesabaran level tinggi dari siapa pun pihak yang tertimpa musibah tersebut. Sabar menjadi peneduh sekaligus oase di tengah merosotnya frekuensi iman. Apa sebetulnya makna sabar?

Mengutip Ensiklopedi Tasawuf Imam Ghazali karya Luqman Junaedi, sabar memiliki arti yang cukup luas. Sabar tidak hanya dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah. Tetapi, apa pun pekerjaan yang dilakukan dan diterima harus dibarengi dengan sikap sabar.

Sabar bisa berarti dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Menahan diri dalam keadaan lapang dan keadaan sempit dan dari hawa nafsu yang menggoyahkan iman.

Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah SWT akan melalui jalan tersebut dengan sabar.

Masih dalam buku yang sama, menurut Sahla, sabar adalah mengharapkan kebahagian dari Allah dan sesuatu yang paling mulia juga utama. Menurut sufi lain, sabar adalah berlaku sabar dengan kesabaran dengan artian tidak mencari kebahagiaan dan kesenangan dalam bersabar.

Sedangkan, menurut pendapat Abu Ismail al Harawi dalam Kitab Manazil as- Sairin, sabar adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak disenangi dan menahan lisan agar tidak mengeluh dan sabar yang paling lemah adalah sabar karena Allah.

Meski demikian, Ibnu Taimiyah mengatakan sabar dalam menghadapi musibah merupakan sikap sabar yang paling mendominasi. Jika seseorang memiliki stres, risih, resah, dan susah maka sebaik-baiknya senjata adalah bersabar.


Saking pentingnya sikap sabar bagi setiap manusia, Allah menyebut kata sabar dalam Alquran sebanyak 70 kali. Sedangkan, ungkapan Allah yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang bersabar tertuang setidaknya melalui 16 ayat Alquran yang berbeda-beda.

Di antaranya, surah al-Baqarah ayat 45. Allah meminta segenap hamba-Nya agar menjadikan shalat dan sabar sebagai media pelipur lara. “Dan mohonlah pertolongan terhadap Allah SWT dengan sabar dan shalat.”

Dari 16 ayat tersebut, tersarikan segudang hikmah dan manfaat bersabar. Hikmah  bersabar tersebut, antara lain, Allah memuji orang sabar sebagai golongan orang yang beriman dan bertakwa. Kemudian, orang yang tidak dapat bersabar merupakan orang yang lemah dan bersedih.

Allah mencintai orang-orang yang bersabar, Dia akan selalu dekat dengan orang yang bersabar, memberikan kebahagiaan pada orang-orang yang bersabar, serta Allah akan memberikan pahala dan ganjaran yang tanpa batas bagi orang-orang yang bersabar.

Selain itu, sabar bisa dikategorisasikan secara garis besar ketiga bagian yang utama, yaitu pertama, sabar karena pertolongan Allah. Artinya, seseorang mengetahui kesabaran karena pertolongan-Nya. Dan, Allahlah yang menganugerahkan kesabaran kepada hamba-Nya.

Kedua, sabar untuk Allah SWT. Maknanya, pendorong umat untuk bersabar adalah karena cinta pada-Nya. Penuh harap dan mendekat dengan berbagai ragam ketaatan kepada-Nya. Bukan hanya untuk memperlihatkan jiwa yang kuat dan ketabahan terhadap manusia lain ataupun tujuan lain.


Ketiga, sabar beserta Allah. Yakni, sabar yang dilakukan sesuai dengan hukum-hukum Allah. Sehingga, dia dapat menegakkan hukum Allah sekuat tenaga, pikiran, dan hatinya.

Terkait hukum bersikap wajar, tapi berdasarkan konsensus ulama, hukumnya wajib. Karena pada hakikatnya, menurut Islam, iman seseorang terbagi dua bagian, separuhnya terdapat kesabaran dan sebagiannya lagi terkandung rasa syukur.

Dalam medan apa pun, selalu dibutuhkan hadirnya orang-orang yang sabar. Membangun gedung, merawat tanaman, mendidik anak, mengembangkan usaha, membina masyarakat, hingga mengelola negara, berlangsung baik jika dilakukan orang yang punya kesabaran.

Pada semua jenis amal kebajikan dan kerja kesalehan, kesabaran menemukan keniscayaannya. Karena, amal adalah suatu proses. Dan, proses itu memerlukan waktu. Sedangkan, waktu menjadi salah satu batu ujian dalam menentukan tingkat kesabaran dalam beramal.

Sabar adalah seni dalam beramal. Ia menjadi hiburan spiritual yang membuat ahlul-‘amal justru bisa merasakan kenikmatan di tengah-tengah lelahnya bekerja dan beramal.  Ia menjadi serum yang membuat para pencinta amal kebal dari penyakit putus asa dan cepat bosan.

Ia menjadi pil antibiotik yang bisa membentengi seorang yang beramal dari rasa kesia-siaan ketika tujuan belum tercapai. Sabar melipatgandakan kekuatan.

Dengan kesabaran, 20 orang mukmin akan mampu mengalahkan 200 orang kafir. Seratus orang mukmin yang sabar akan mampu mengalahkan 1.000 orang kafir.

Allah SWT menegaskan rumusan ini dalam firman-Nya, 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ ۚ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada 20 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang musuh. Dan, jika ada 100 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 1.000 orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS al-Anfal: 65).

Baca juga: SABAR (Pengertian Kata Sabar Dalam Al-qur'an & Hadis)

Selemah-lemahnya orang yang sabar, dia tetaplah masih lebih baik dua kali lipat dibanding musuh hingga mampu mengalahkan mereka.

Inilah ruh yang harus dimiliki orang-orang mukmin, yaitu ruh kesebaran. Baik dalam beramal, berjuang, juga dalam menghadapi berbagai ujian.

Baik ujian menyakitkan, maupun mengenakkan. Keburukan dan kebaikan, dua-duanya ujian dan harus dimenangkan dengan kesabaran.

Ambillah pelajaran dari sejarah Bani Israil yang tidak pernah bisa bersabar ketika dihadapkan pada keterbatasan hidup dan penderitaan.

Mereka merasa bosan, mengeluh, dan berputus asa. Allah berfirman, 
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...’,” (QS al-Baqarah: 61).

Sebaliknya, ketika dihadapkan pada fasilitas dan kenikmatan hidup, mereka tamak dan lupa diri. Akhirnya, mereka menjadi lemah semangat dan tak punya nyali untuk menghadapi musuh.

Semoga Allah memberi kita kesabaran dalam beramal, berjuang, dan dalam menghadapi berbagai ujian. 

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS al-A’raaf: 126). 

Wallahu a’lam bish-shawab.

loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar